Jakarta, Salawaku, Penjabat Gubernur Maluku, Sadali Ie menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) tahun 2024.
Musrenbangnas berlangsung di Balai Sidang Jakarta Convention Center Senayan Jakarta, Senin (06/05/2024).
Ikut mendampingi Penjabat Gubernur Maluku sebagai representasi masyarakat Maluku, kepala Bappeda Provinsi Maluku Anton Lailossa, Kepala Dinas Penanaman Modal -Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DMP-PTSP) ) Suryadi Sabirin dan Kepala Badan Penghubung Provinsi Maluku Jakarta dihadiri Saiful Indra Patta.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) M Tito Karnavian dalam sambutannya ketika membuka Musrenbangnas Tahun 2024 bertajuk “Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan”
Mendagri menegaskan bahwa Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional atau Musrenbangnas Tahun 2024 merupakan wadah sinkronisasi perencanaan pembangunan pemerintah pusat dan daerah.
“Kita harus ingat bahwa tahun ini adalah tahun terakhir masa pemerintahan 2019-2024, berarti kita sudah harus menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Namanya musyawarah, jadi kita (harus) bermusyawarah antara pusat dan daerah untuk menyinkronkan perencanaan pembangunan, baik tingkat nasional, tingkat provinsi, maupun kabupaten/kota,” ujarnya.
Mendagri menegaskan, prinsip top down dalam menyusun perencanaan mengacu pada instansi pemerintahan yang berada di tingkat atas, yang diikuti instansi di bawahnya. Sedangkan bottom up berfokus pada mendengarkan aspirasi, kebutuhan, dan usulan dari tingkat bawah yang dilanjutkan ke tingkat atas.
Salah satu indikator keberhasilan dalam menyusun perencanaan pembangunan di daerah adalah optimalnya realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), baik dalam pendapatan maupun belanja.
Selain merealisasikan belanja tepat sasaran, pemerintah daerah juga perlu meningkatkan pendapatan asli daerah .
Dalam rangka meningkatkan PAD, Mendagri menyebutkan, pemda perlu menghidupkan sektor swasta. Upaya itu dapat dilakukan dengan mempermudah perizinan, memperjelas Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan mempermudah pembuatan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).
“Kita membuat birokrasi menjadi lebih mudah untuk swasta hidup, uang APBD itu hanya untuk memancing swasta bangkit,” tambahnya.
Mendagri berharap seluruh jajaran pemda dapat menyusun perencanaan pembangunan yang baik, terutama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) maupun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
“Mudah-mudahan nanti musrenbangnas ini bisa betul-betul menjadi bekal teman-teman (pemda) untuk menyusun dokumen perencanaan, baik yang jangka menengah lima tahunan, RPJMD maupun RKPD daerah masing-masing,” tutup mendagri. (NN)