Oleh : Nur Halimah/K013231024
(Program Studi Doktoral Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar)
Penelitian ini berfokus pada analisis determinan kematian ibu di Provinsi Maluku, dengan tujuan utama mengembangkan model.
Prediksi kematian ibu berdasarkan faktor-faktor determinan yang meliputi aspek sosioekonomi, kesehatan lingkungan, dan akses terhadap pelayanan kesehatan.
Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain case control, melibatkan kelompok kasus kematian ibu dan kelompok kontrol ibu hamil.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi, kepada pemerintah daerah dan stakeholder terkait untuk mengurangi angka kematian ibu di Provinsi Maluku, melalui intervensi yang terfokus pada pening tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model prediksi kejadian kematian ibu berdasarkan tiga level determinan (jauh, antara, dan dekat) di Provinsi Maluku.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu, termasuk determinan sosioekonomi, kesehatan lingkungan, dan akses terhadap pelayanan kesehatan, serta memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah Provinsi Maluku untuk mengurangi angka kematian ibu.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada teori dan metodologi, serta kebijakan terkait penurunan angka kematian ibu di Provinsi Maluku.
Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk pemerintah daerah dan stakeholder terkait, dalam penentuan kebijakan dan program yang efektif dan efisien sebagai upaya menurunkan nilai AKI di Provinsi Maluku.
Hingga saat ini, kematian ibu masih menjadi salah satu masalah utama kesehatan dunia baik di negara berkembang maupun negara maju.
Kematian ibu adalah ketika seorang wanita meninggal selama kehamilan, atau setelah melahirkan karena masalah yang berkaitan dengan kehamilan atau perawatan yang tidak tepat (Utomo et al., 2021).
Perkirakan 94% kematian ibu setiap tahun terjadi di negara berkembang. Angka Kematian Ibu (AKI) di negara berkembang adalah 462 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH), jauh lebih tinggi daripada negara maju, yang hanya 11 per 100.000 KH. Di negara maju, target WHO adalah 1 per 5.400 ibu hamil, sedangkan di negara berkembang, resiko kematian ibu adalah 1 per 45 Kelahiran Hidup, (World Health Organization, 2019).
Sedangkan kematian ibu tinggi Pada tahun 2020, sekitar 287.000 ibu meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Hampir 95% dari semua kematian ibu terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah ke bawah (Group, 2023).
Salah satu indikator utama tingkat kesejahteraan dan kesehatan suatu negara adalah kematian ibu (Lestari, 2020) Sampai tahun 2030, Sustainable Development Goals (SDGs) menargetkan nilai AKI global tidak lebih dari 70 per 100.000 KH dan tidak boleh ada negara dengan AKI lebih dari dua kali lipat nilai AKI global (Bappenas, 2023).
Meskipun demikian, hampir 800 ibu meninggal setiap hari pada tahun 2020. Angka ini mencerminkan ketidaksetaraan akses ke layanan kesehatan yang baik dan menunjukkan perbedaan antara yang kaya dan miskin.
Pada tahun 2020, AKI di negara berpenghasilan rendah adalah 430 per 100.000 kelahiran, dibandingkan dengan 12 per 100.000 kelahiran di negara berpenghasilan tinggi (WHO, 2023).
Dengan demikian, mencapai tujuan penurunan AKI masih menjadi tantangan (BPS, 2023). Pada tahun 2019, United Nations Development Program melaporkan bahwa risiko kematian ibu di Indonesia sebesar 1 berbanding 65 kelahiran hidup, atau diperkirakan 20.000 kematian ibu per tahun dari lima juta kelahiran di Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia harus lebih berusaha untuk mencapai target SDGs pada akhir tahun 2030 mendatang (Cameron et al., 2019).
Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini dilakukan kajian dan pengembangan model teori yang menghubungkan faktor determinan terhadap kejadian kematian ibu.
Faktor determinan yang diteliti meliputi determinan dekat, determinan antara, dan determinan jauh. Determinan kematian maternal: Determinan jauh meliputi Pendidikan Pekerjaan Determinan antara Usia ibu Paritas Jarak kehamilan Riwayat penyakit ibu Jumlah pemeriksaan antenatal.
Determinan dekat Komplikasi Persalinan Nifas. Metode yang digunakan deskriptif retrospektif dengan menggunakan data rekam medis (Hamdanillah et al., 2020). Faktor sosial dan ekonomi dapat memengaruhi kematian maternal melalui kekuatan finansial seorang wanita, akses ke sarana kesehatan yang tidak adekuat dan sumber daya ekonomi. (Olonade, Olawande, Alabi dan Imhonopi, 2019).
Sensus penduduk Indonesia dari data Badan Pusat Statistik (BPS). (Cameron et al.2019). Determinan jauh Karakteristi wanita Otonomi sosial Kekerasan dalam rumah tangga Pendidikan Agama Karakteristik keluarga Etnis Tempat tinggal Indeks kekayaan Sumber Daya
Kualitas air Determinan antara Status reproduksi Usia Paritas Akses ke pelayanan Jarak ke fasilitas Paparan media Perilaku perawatan kesehatan Penggunaan keluarga berencana (Meh et al., 2020).
Faktor penyebab kematian maternal terbanyak di Nigeria: Faktor reproduktif Faktor obstetrik Pelayanan kesehatan Faktor sosioekonomi dan kultural Faktor sosial ekonomi menjadi penyebab terbanyak kematian maternal di daerah pedesaan.
Hal tersebut akibat faktor kemiskinan, kurangnya pendidikan, tabu akan makanan, tingkatan daya beli dan praktik budaya setempat termasuk lebih memilih untuk melakukan persalinan di dukun dibandingkan dengan fasilitas pelayanan kesehatan.
Kebijakan Saat Ini Dan Rencana Pengembangan
Salah satu agenda utama Sustainable Development Goals (SDGs)adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Keberhasilan SDGs ini tidak dapat dilepaskan dari peranan penting pemerintah. Pasalnya, pemerintah memiliki wewenang dan dana untuk melakukan berbagai inovasi, serta ujung tombak penyedia layanan publik dan berbagai kebijakan serta program pemerintah.
Hingga saat ini, AKI masih dikisaran 305 per 100.000 kelahiran hidup, belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2024.
Demikian juga bayi dan balita yang masih harus diselamatkan dari kematian. Adapun rencana pengembangandalam penelitian ini adalah membuat pengembangan model prediksi kematian ibu dengan pendekatan 3 level.
Rekomendasi Kebijakan
Berdasarkan temuan penelitian tentang determinan sosial, sanitasi,lingkungan, dan faktor risiko terhadap kejadian kematian ibu di Provinsi Maluku.
Beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat diimplementasikan untuk menurunkan angka kematian ibu meliputi: Pertama, pemerintah daerah harus meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan maternal, khususnya di daerah terpencil dan kurang terlayani, dengan memperbanyak fasilitas kesehatan dan melatih tenaga kesehatan profesional.
Kedua, perlu adanya intervensi sosioekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan reproduksi dan maternal,serta menciptakan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan status sosioekonomi keluarga.
Ketiga, pemerintah harus memperbaiki kondisi sanitasi dan kualitas air bersih melalui pembangunan infrastruktur sanitasi yang memadai dan kampanye edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
Keempat, diperlukan kampanye edukasi dan promosi kesehatan yang intensif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin dan pengenalan dini gejala komplikasi kehamilan.
Terakhir, pemerintah daerah harus melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap implementasi kebijakan dan program yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian ibu, serta mengadakan kerjasama lintas sektor untuk mendukung upaya-upaya tersebut.
Implementasi rekomendasi kebijakan ini diharapkan dapat secara signifikan menurunkan angka kematian ibu di Provinsi Maluku.(***)