AMBON, SALAWAKU- Ribuan Warga desa Hitu lama, Kecamatan Leihitu, kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Maluku melakukan tradisi mandi Safar di pantai Hitu, Rabu (21/9). Mandi Safar merupakan tradisi yang dilakukan setiap Rabu akhir di bulan Safar.
Sebelum warga memulai mandi safar, tokoh agama dan adat di desa Hitu lama melakukan ritual dengan berdoa di rumah raja pada pagi hari dan doa penutup pada sore hari.
Setelah proses ritual doa, warga dari anak-anak hingga orang dewasa mulai melakukan tradisi mandi safar dengan cara berenang di pantai desa Hitu lama, kecamatan leihitu, kabupaten Maluku tengah, Maluku.
Ribuan warga yang datang bukan hanya dari desa setempat, melainkan dari kota Ambon juga turut mengikuti tradisi mandi safar.
Menurut Raja Negeri Hitu Lama Salhana Pelu, mandi safar merupakan tradisi yang telah dilakukan sejak dulu hingga saat ini. Tradisi tersebut dilakukan untuk merefleksikan kejadian yang dialami oleh nabi Muhammad SAW beserta kaumnya yang mengalami musibah.
“Tradisi ini adalah refleksi kejadian yang pernah dialami nabi, dan kita menyadari bahwa sesungguhnya bencana musibah dan wabah akan selalu ada setiap saat,” kata Pelu.
Selain itu, dia mengatakan, jika tradisi ini juga dilakukan untuk mensucikan diri dari berbagai berbagai penyakit dan dipercaya dapat terhindar dari berbagai masalah.
“peristiwa ini terjadi itu untuk mensucikan diri dan itu setiap tahun,” katanya.
Selain desa Hitu, Tradisi mandi safar juga dilakukan di desa-desa lainnya yang ada di Maluku. (Ana)