Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi zona megathrust segmen Mentawai bisa memicu gempa bumi dengan magnitudo 8,9. Perkiraan ini berdasarkan perhitungan para ahli dari sisi panjang segmen dan kecepatan pergerakan di bidang pergeseran.
Zona megathrust segmen Mentawai ini yang memicu terjadinya gempa bumi dengan magnitudo 6,7 di wilayah pantai selatan Nias Selatan, Sumatera Utara, Senin (13/3) pukul 04.9 Wib.
Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa bumi tidak hanya dipicu megathrust, tapi juga sesar aktif. Di Indonesia, terdeteksi ada 13 segmen megathrust. Sementara sesar aktif tercatat lebih dari 295 titik.
Megathrust merupakan tumbukan antara dua lempeng. Sedangkan sesar aktif merupakan bagian lempeng yang mengalami rekahan karena tekanan. Bagian-bagian lemah tersebut mengalami pergeseran.
“Nah di Indonesia, gempa ini yang mematikan sudah lebih dari 46 kali. Jadi Indonesia merupakan kawasan yang terancam gempa megathrust dan sesar aktif,” katanya dalam webinar Sosialisasi Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Untuk Daerah Risiko Tinggi, Rabu (16/3).
Menurut Daryono, gempa bumi yang terjadi di Indonesia sering kali menimbulkan kerusakan dan korban jiwa. Sebab, Indonesia masih jarang memiliki bangunan tahan gempa. Korban jiwa yang terjadi sebetulnya bukan karena guncangan gempa, melainkan akibat bangunan roboh.
“Gempa tidak membunuh tapi bangunan roboh menimbulkan korban meninggal dan rusak,” ujarnya.
Korban jiwa dan kerusakan bisa diminimalisir. Solusi utamanya, membangun bangunan tahan gempa. Selain itu, masyarakat harus bisa menyelamatkan dir saat terjadi gempa. Misalnya segera melindungi badan, utamanya bagian kepala dan tengkuk.