Ambon, SALAWAKU – Ketua Saniri Negeri Wahai, Kabupaten Maluku Tengah Samsudin Maelan menilai pelantikan Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) Wahai, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah sesuai aturan.
Sehingga pelantikan KPN Wahai yang dianggap tidak sah oleh sebagian masyarakat Wahai adalah pemikiran keliru.
“Selaku Ketua Saniri saya sampaikan pelantikan Hasan Basri Tidore sebagai raja Negeri Wahai yang di anggap tidak sah dan mengabaikan adat adalah pemikiran yang keliru,” kata Maelan kepada media ini, Kamis (19/5/2022).
Dikatakan, pentahapan proses pengusulan KPN Wahai sampai proses pelantikan sudah sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
“Semua tahapan sudah sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku,” ungkap Samsudin
Ketua Saniri Negeri Wahai yang akrab di sapa Abang Sam pun membeberkan bahwa mata rumah parenta yang tertuang dalam peraturan Negeri Wahai adalah Makatita Roulatu dari garis keturunan Yunus Makatita dan tidak benar jika dikatakan Tidore adalah Marga Parenta di Negeri Wahai.
Maelan pun menambahkan bahwa Hasan Basri Tidore sebagai penerima mandat dari Matarumah parenta ada batas waktunya, dan itu termuat dalam surat mandat yang di terima oleh lembaga saniri negeri.
Untuk diketahui, Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua, melantik dan mengambil sumpah jabatan empat Kepala Pemerintah Negeri (KPN) dan empat Pejabat Kepala Pemerintah Negeri, berlangsung di Baileo Soekarno Masohi, Kamis (12/5/2022).