Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Bersama Merawat Indonesia

Oleh: Candra Henaulu (Sekretariat KP KAMMI Kota Ambon)

Akhir-akhir ini isu berkaitan dengan gerakan-gerakan radikal kembali bergeliat, di dunia, isu gerakan-gerakan radikal hangat dibicarakan dimana-mana, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini tentu saja memunculkan kekhawatiran kita bersama, kita pernah trauma oleh gerakan seperti ini, berkaca dari kasus pemberontak masa lalu G30 S PKI tentu saja kita tidak ingin hal tersebut terjadi lagi.

Bacaan Lainnya

KAMMI juga merasa hal yang sama, KAMMI merasakan begitu pedih atas pengkhianatan tersebut (G30 S PKI) dan begitu merugikan bagi bangsa dan negara ini, terutama umat Islam. Maka KAMMI sangat mendukung aksi pemerintah dalam menghapus paham-paham yang ingin merusak dan merongrong kesatuan bangsa ini, termasuk paham-paham radikal yang muncul hari-hari ini.

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) itu sendiri lahir pada saat Indonesia sedang krisis, juga ikut memotori gerakan reformasi (gerakan atas dasar penderitaan rakyat). Pada zaman orde baru korupsi merajalela, kebebasan sipil di tindas, media-media di bredel, kasus pembunuhan aktivis HAM terjadi di mana-mana, ekonomi melemah sehingga menjadi alasan KAMMI lahir, untuk memperjuangkan hak rakyat tersebut.

Pada zaman itu ruang-ruang publik tidak bisa dijadikan tempat untuk berkumpul dan sebagainya, dan salah satu tempat hanyalah masjid yang bisa kammi gunakan, maka kita mulai gerakan itu dari sana. Lalu pertanyaannya apakah masjid itu sarang radikal? Ini kemudian yang harus kita luruskan. Masjid pada zaman nabi Muhammad SAW bukan hanya dijadikan sebagai tempat ibadah tapi juga masjid memegang kekuasaan yang lebih besar dalam kehidupan umat Islam pada saat itu yakni sebagai pusat pembelajaran, pemberdayaan, pusat kegiatan masyarakat, pusat berkumpulnya masyarakat.

Namun hari ini pergeseran paradigma bahwa masjid hanya sebagai tempat ibadah itulah yang kemudian muncul di Indonesia, padahal zaman dahulu para wali dan pejuang Indonesia kita menjadikan masjid sebagai pusat pembelajaran pemberdayaan dan pusat kegiatan masyarakat lainnya, salah satunya yang masih bertahan sampai saat ini yakni masjid Djokokarian, Yogjakarta, imam Bonjol memulai perjuangan dari masjid, Pangeran Diponegoro memulai perjuangan dari masjid, Raden Fatah memulai perjuangan kemerdekaan membebaskan Batavia dari Masjid, lalu apakah semua orang yang menggunakan masjid sebagai ruang perjuangan itu radikal? Tentu saja tidak. Sekali lagi kita harus meluruskan paradigma kita tentang gerakan masjid kembali.

Permasalahan kita (Indonesia) begitu kompleks hari ini, setelah memperjuangkan gerakan reformasi, KAMMI harus terus bergerak untuk mengawal janji-janji reformasi itu agar tetap hidup. Kebebasan berpendapat harus tetap tumbuh, kebebasan pers harus di lindungi, juga janji-janji lainnya harus tertunaikan. Maka dari itu dari tahun ke tahun KAMMI selalu menggaunkan gerakan untuk memperbaiki Indonesia.

Mulai dari perbaikan sumber daya manusianya dengan selalu menyuarakan kader-kader KAMMI berproses menjadi Muslim Negarawan, seperti hal yang dicita-citakan oleh Mohammad Natsir, selain itu KAMMI dari tahun ke tahun punya tagline dan gerakan-gerakan dari untuk menjaga Indonesia dari hal-hal yang mau merusak kesatuan dan keutuhan bangsa kita, pada masa ke masa kepengurusan, tagline dan gerakan tersebut yakni pada tahun 2015-2017 KAMMI punya tagline sekaligus gerakan Jayakan Indonesia 2045, tahun 2017-2019 gerakan sepenuhnya Indonesia, tahun 2019-2021 Daulat Untuk Negeri, dan tahun ini 2021-2023 di bawah kepengurusan bang Zaky A Rivai, KAMMI mengangkat Tagline gerakan Bersama Merawat Indonesia.

KAMMI percaya Indonesia akan maju dan berkembang serta jaya di 2045, bukan karena ego satu kelompok saja tapi semua kelompok bersama-sama, dan saling bergandengan tangan untuk merawat Indonesia. Negara ini butuh kolaborasi, butuh persatuan bukan malah kecurigaan yang akan melahirkan benih-benih kehancuran bagi kesatuan dan keutuhan yang sudah kita bangun bersama.

Mari saling menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Mari kita bergerak bersama untuk merawat Indonesia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *