Mantan Gubernur Karel Temui Ka.Kanwil, Keduanya Bahas Program Strategis dan Berbagi Pengalaman Membangun Kerukunan di Maluku
Ambon, SALAWAKU – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku Dr. H. Yamin, S.Ag., M.Pd.I., menerima kunjungan Mantan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu. Keduanya membahas program pembangunan strategis di bidang keagamaan, sekaligus berbagi pengalaman membangun kerukunan di bumi raja-raja ini.
Dalam pertemuan yang diwarnai suasana penuh keakraban ini, Ka.Kanwil didampingi para pejabat eselon III di lingkungan Kanwil Kemenag Maluku. “Terimakasih atas kunjungan di rumah kami pak Karel, kami bersyukur bisa bertemu dengan bapak yang pernah juga turut mendukung ide Maluku dijadikan sebagai Embarkasi Haji Antara di masa kepemimpinan bapak sebagai Gubernur Maluku pada saat itu,” ucap Ka.Kanwil H. Yamin di ruangan kerjanya, Ambon, Kamis (24/4/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ka.Kanwil menyebut, sosok yang pernah menahkodai Pemerintahan Provinsi Maluku selama dua periode kepemimpinannya, yakni pada tahun 2003—2008, dan 2008—2013 ini sempat mendorong perluasan areal Bandara Pattimura Ambon sebagai pemenuhan syarat terwujudnya embarkasi haji antara di Maluku.
“Pak Karel, saat ini kami bersama Gubernur Maluku sedang berkolaborasi untuk mengupayakan Maluku bisa ditingkatkan dari daerah embarkasi haji antara menjadi embarkasi haji penuh,” sebut Ka.Kanwil.
Purnawirawan TNI AD dengan pangkat Brigadir Jenderal ini kemudian mengutarakan upaya yang diambil semasa itu untuk mendorong Maluku bisa ditetapkan sebagai Embarkasi Haji Antara.
“Menteri Agama saat ini pak Nasaruddin Umar saat itu masih menjabat sebagai Dirjen Bimas Islam di masa Menteri Agama, pak Suryadharma Ali, dan saya ditanya tentang apa yang saya inginkan lagi dengan kepemimpinan saya yang sudah mencapai dua periode,” ujar Karel mengenang masa tugas pengabdiannya.
Karel mengungkapkan, kemudian ia mengutarakan ide Maluku dijadikan sebagai wilayah embarkasi haji antara sebagai upaya menguatkan hubungan persaudaraan orang Maluku yang pada saat itu masih dihantui dengan peristiwa konflik horisontal di tahun 2000-an.
“Namun saat itu karena embarkasi haji antara ini butuh sarana pendukung yang memadai, contoh perluasan landasan pacu yang dapat menampung pesawat berbadan besar,” terang lelaki kelahiran tahun 1946 itu.
Karel menguraikan lebih lanjut, bahkan untuk mewujudkan perdamaian di Maluku, dirinya berhasil mendorong Maluku ditetapkan sebagai tuan rumah Musabaqah Tilawatil Qur’an ke-XXIV Tingkat Nasional di tahun 2012.
“Saya ditanya lagi oleh Menteri Agama saat itu, selaku Gubernur Maluku yang beraggama Kristen apalagi yang saya inginkan, saya jawab pak Menteri, Maluku ini masih dihantui dengan pengalaman konflik, bagaimana kalau Ambon ditetapkan sebagai tuan rumah MTQ sebagai momentum merekatkan hubungan persaudaraan antar agama, maka MTQ yang saat itu direncanakan ditetapkan di provinsi lain dipindahkan di Maluku,” ungkap Karel.
“Bahkan saat momentum MTQ Nasional di Maluku, ada paduan suara yang beragama Kristen juga hadir mewarnai suasana pada even akbar umat Islam saat itu, maka tidak salah jika gong perdamaian itu diletakkan di Kota Ambon,” jelas Karel menandaskan.
(**)