6 Tradisi Masyarakat Maluku ini jadi daya Tarik Pariwisata

6 Tradisi Masyarakat Maluku Yang Menjadi Daya Tarik Pariwisata
6 Tradisi Masyarakat Maluku Yang Menjadi Daya Tarik Pariwisata

Ambon, Salawaku – Budaya Maluku adalah aspek kehidupan yang mencakup adat istiadat, kepercayaan, seni dan kebiasaan lainnya yang dijalani dan diberlakukan oleh masyarakat Maluku.

Maluku adalah sekelompok pulau yang merupakan bagian dari Nusantara.

Bacaan Lainnya

Maluku berbatasan dengan Timor di sebelah selatan, pulau Sulawesi di sebelah barat, Irian Jaya di sebelah timur dan Palau di timur laut.

Maluku memiliki beragam budaya dan adat istiadat mulai dari alat musik, bahasa, tarian, hingga seni budaya.

Tradisi-tradisi berikut merupakan daya tarik pariwisata Maluku yang akan sangat disayangkan bila tak sempat menikmatinya bila sedang berlibur di tanah Raja-raja.

Berikut 6 Tradisi Masyarakat Maluku Yang Menjadi Daya Tarik Pariwisata

1.Bambu Gila

Berikut ini adalah tradisi yang punya kaitan dengan hal mistis. Bambu Gila adalah tradisi Maluku yang erat dengan hal mistis. Di pulau Ambon, pertunjukan Bambu Gila bisa ditemukan di desa Liang dan desa Mamala.

Tradisi ini dimulai dengan menebang batang bambu, batang bambu yang digunakan tidak sembarang dipili,sang pawang haruslah melakukan serangkaian adat untuk meminta izin penebangan batang bambu dihutan bambu

Di pulau Ambon, pertunjukan Bambu Gila bisa ditemukan di desa Liang dan desa Mamala.

Tradisi ini dimulai dengan menebang batang bambu, batang bambu yang digunakan tidak sembarang dipili,sang pawang haruslah melakukan serangkaian adat untuk meminta izin penebangan batang bambu dihutan bambu

2.Makan Patita

Makan Patita adalah tradisi yang rajin dilakukan dalam setahun. Makan Patita diselenggarakan untuk merayakan hari-hari penting seperti 17-an, HUT kota dll. Makan Patita adalah tradisi makan bersama sekelompok masyarakat dengan menyajikan menu makanan khas Maluku seperti ikan asar, kokohu, patatas rebus, singkong rebus dll.

Setiap rumah akan memasak menu khas Maluku dalam jumlah banyak kemudian, menu-menu itu akan dibawa ke lokasi makan patita untuk dimakan bersama-sama.

Makan Patita adalah tradisi makan bersama sekelompok masyarakat dengan menyajikan menu makanan khas Maluku seperti ikan asar, kokohu, patatas rebus, singkong rebus dll.

Setiap rumah akan memasak menu khas Maluku dalam jumlah banyak kemudian, menu-menu itu akan dibawa ke lokasi makan patita untuk dimakan bersama-sama.

3.Malam Badendang

Badendang dalam bahasa Ambon berarti berdansa/bergoyang. Tradisi Malam Badendang merupakan sarana untuk berkumpul keluarga dan membangun kebersamaan dalam hidup bermasyarakat. Dalam acara ini para peserta acara akan menarikan tari-tarian daerah seperti katerji dan orlapei

Dalam acara ini para peserta acara akan menarikan tari-tarian daerah seperti katerji dan orlapei

4.Pela Gandong

Pela Gandong adalah tradisi yang sudah melekat dalam diri tiap masyarakat Maluku dan tradisi ini masih bertahan hingga sekarang. Oleh karena tradisi inilah Maluku disebut Negeri Pela Gandong. Pela Gandong sendiri ada tradisi yang berbeda satu sama lain namun bertujuan sama yaitu untuk kebersamaan dan kekeluargaan.

Pela dilaksanakan untuk mengikat kekeluargaan antar dua desa beragam sama sedangkan Gandong untuk yang berbeda agama.

Pela dan Gandong dilaksanakan untuk mengikat kekeluargaan dan hidup aman saling menghargai dan menghormati sesama masyarakat Maluku.

Pela Gandong sendiri ada tradisi yang berbeda satu sama lain namun bertujuan sama yaitu untuk kebersamaan dan kekeluargaan.

Pela dilaksanakan untuk mengikat kekeluargaan antar dua desa beragam sama sedangkan Gandong untuk yang berbeda agama.

Pela dan Gandong dilaksanakan untuk mengikat kekeluargaan dan hidup aman saling menghargai dan menghormati sesama masyarakat Maluku.

5.Pukul Sapu

Pukul Sapu adalah tradisi berikutnya. Pukul Sapu merupakan sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat desa Mamala sebuah desa yang berada di pulau Ambon.Tradisi ini dilakukan setiap 7 Syawal atau sepekan setelah hari raya Idul Fitri, tradisi ini dilakukan oleh para lelak.

Tradisi ini dilakukan setiap 7 Syawal atau sepekan setelah hari raya Idul Fitri, tradisi ini dilakukan oleh para lelak.

6.Timba Laur

Laor adalah sebutan untuk hewan laut mirip cacing yang hidup dikarang. Biasanya masyarakat akan pergi ke pantai pada malam hari untuk mengambil hewan ini. Hewan ini dimakan dengan mentah atau digoreng.

Laor mentah hanya dicampur dengan cuka dan garam ditambah irisan bawang merah sedangkan laor yang digoreng tentunya digoreng seperti biasa.

Namun tradisi ini tidak setiap tahunnya ada karena laor tidak muncul setiap tahunnya.

Biasanya masyarakat akan pergi ke pantai pada malam hari untuk mengambil hewan ini. Hewan ini dimakan dengan mentah atau digoreng.

Laor mentah hanya dicampur dengan cuka dan garam ditambah irisan bawang merah sedangkan laor yang digoreng tentunya digoreng seperti biasa.

Namun tradisi ini tidak setiap tahunnya ada karena laor tidak muncul setiap tahunnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *