Salawaku,Ambon – Maluku adalah daerah kepulauan yang penuh dengan sejuta pesona dan keindahannya. Selain memiliki keindahan sumber daya alamnya, Maluku juga memiliki budaya-budaya leluhur yang masih dipertahankan keberadaanya hingga saat ini.
Budaya sendiri adalah sebuah aspek kehidupan yang mencakup kepercayaan, kebiasaan, seni, dan adat istiadat yang dijalani oleh masyarakat Maluku. Dibawah ini merupakan 4 Tradisi Ekstrem di Maluku Yang Bikin Kamu Merinding
1. Ma’atenu, Tradisi Uji Kekebalan Yang Sakral Dari Desa Pelauw
Tradisi Ma’atenu ini diselenggarakan setiap 3 (tiga) tahun sekali, peserta Ma’atenu ini adalah para kaum Adam Desa Pelauw dan apabila seseorang masih memiliki darah keturunan Pelauw, bisa juga ikut serta tradisi Ma’atenu ini.
Tak ada ritual khusus bagi para peserta Ma’atenu semua lelaki Pelauw boleh ikut jika mendapat izin dari kedua orang tua, rupanya kekebalan senjata tajam oleh Orang Pelauw ini merupakan anugerah tersendiri dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Peserta Ma’atenu wajib menggunduli rambutnya, kemudian menyiapkan senjata tajamnya, baik itu pedang, golok, kelewang, silet, pisau cuter, beling, bahkan kampak.
Sebelum memasuki hari H Ma’atenu, peserta harus mengasah senjata tajamnya hingga setajam mungkin. Tak jarang, saat mengasah senjata tajam, ada peserta yang sudah Ka’a atau Trance (kondisi seperti kesurupan dimana yang bersangkutan meraung histeris), kemudian mulai beratraksi dengan menyayat dan memotong tubuhnya, namun tak mengalami luka sedikit pun.
2. Kaul dan abda’u ABDA’u , tradisi unik warga Tulehu usai merayakan Hari Raya Idul Adha
Banyak cara dilakukan untuk memperingati Hari Raya Idul Adha. Tak terkecuali dengan masyarakat Negeri Tulehu, Maluku Tengah, yang merayakan kaul dan abda’u sesaat setelah melaksanakan salat Idul Adha secara berjamaah. Ada adegan gendong kambing pula dalam rangkaian perayaan ini.
Kaul dan abda’u adalah tradisi adat puncak dari serangkaian parade budaya yang dilakukan masyarakat Tulehu. Tak hanya satu desa, tapi juga melibatkan masyarakat dari desa-desa sekitarnya. Tradisi ini sudah berlangsung cukup lama. Tercatat sejak abad ke-17.
Tradisi kaul lazimnya prosesi penyembelihan yang banyak dilakukan di berbagai tempat. Bedanya, di sini prosesi penyembelihannya dilakukan sebanyak dua kali.
Yang pertama dilakukan selesai salat. Yang kedua adalah penyembelihan khusus, di mana ada seekor kambing inti dan dua kambing pendamping.
3. Bambu Gila, Kesenian Tradisional Dari Maluku
Bambu Gila adalah salah satu kesenian tradisional yang berasal dari daerah Maluku. Selain kaya akan nilai seni, kesenian satu ini sangat kental akan kesan mistis dengan menggunakan bambu sebagai medianya. Bambu Gila ini merupakan salah satu kesenian tradisional yang cukup terkenal di daerah Maluku dan sering ditampilkan di berbagai acara baik adat, hiburan, maupun acara budaya.
Kesenian Bambu Gila ini berasal dari tradisi lama masyarakat Maluku. Menurut sejarahnya, kesenian ini sudah ada sebelum masuknya agama Islam dan Kristen di daerah Maluku. Pada saat itu masyarakat Maluku masih mengenal Animisme dan Dinamisme dalam kehidupan spiritual mereka. Sehingga mereka masih akrab dengan berbagai ritual untuk para leluhur dan mempercayai adanya roh gaib. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan hingga sekarang adalah Kesenian Bambu Gila ini.
Konon Bambu Gila ini dulunya tidak hanya dilakukan sebagai atraksi atau hiburan, Bambu Gila juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di sana. Terutama pada pekerjaan yang terkesan berat seperti memindahkan kapal, menarik kapal, bahkan untuk melawan para musuh saat perang. Namun seiring dengan masuknya agama Islam dan Kristen di Maluku, tradisi tersebut lebih difungsikan sebagai atraksi seni atau hiburan rakyat dan dipertahankan hingga sekarang.
4. Pukul Sapu , Tradisi Menegangkan Asal Maluku Yang Penuh Filosofi
Pukul Manyapu atau Baku Pukul Manyapu merupakan atraksi unik dari Maluku Tengah yang biasanya dipentaskan di Desa Mamala dan Desa Morella, Maluku Tengah.
Tradisi ini berlangsung setiap 7 syawal (penanggalan Islam) yang telah berlangsung dari abad XVII yang diciptakan seorang tokoh agama Islam dari Maluku bernama Imam Tuni.
Tradisi Pukul Manyapu dipandang sebagai alat untuk mempererat tali persaudaraan masyarakat di Desa Mamala dan Desa Morella. Dipertunjukan oleh pemuda yang dibagi dalam dua kelompok dimana setiap kelompoknya berjumlah 20 orang.
Kedua kelompok dengan seragam berbeda itu akan bertarung satu sama lain. Kelompok satu menggunakan celana berwarna merah sedangkan kelompok lainnya menggunakan celana berwarna hijau.
Pesertanya juga diwajibkan menggunakan ikat kepala untuk menutupi telinga agar terhindar dari sabetan lidi. Alat pukul dalam tarian ini adalah sapu lidi dari pohon enau dengan panjang 1,5 meter. Bagian tubuh yang boleh dipukul adalah dari dada hingga perut.
Tentunya, tradisi ini mendorong potensi wisata di Maluku yang ditunggu-tunggu tiap tahunnya. Bahkan, tradisi ini juga diramaikan dengan permainan rebana, karnaval budaya, dan pertunjukan tari lokal seperti tari putri, tari mahina, dan tari perang.
Sekian artikel tentang Tradisi Ekstrem di Maluku Yang Bikin Kamu Merinding versi salawaku.